CONTOH KASUS
1. Kasus :Pasien laki-laki 42 tahun datang dengan keluhan mata kanan
panas dan nyeri setelah terkena percikan logam alumunium panas sejak 1 jam
sebelum masuk rumah sakit. Mata pasien merah, nrocoh, silau, dan pandangannya
kabur. Kelopak mata pasien bengkak. Tidak ada
riwayat keluarnya darah dari mata pasien.
-
Dari status oftalmologi mata kanan pasien:
Posisi bola mata ortophoria, gerakan bola mata
orthoforia, penurunan visus: 1/60, palpebra spasme, edema, dan entropion,
konjungtiva didapatkan CI (+), PCI (+), iskemik limbus, luka bakar, kornea,
didapatkan erosi epitel seluruh kornea, COA dalam, Pupil notround, RP
(-), midmidriasis, Lensa kesan tampak jernih, TIO dengan pemeriksaan digital:
peningkatan tekanan intraokuler pada mata kanan.
-
Sedangkan status oftalmologi mata kiri pasien:
Posisi bola mata ortophoria, gerakan bola mata
orthoforia, visus: 5/5, palpebra edema dan didapatkan corpus alienum margo
palpebra superior dan inferior, konjungtiva didapatkan PCI (+), kornea,
didapatkan erosi di jam 7 paracentral sedalam epitel, COA dalam, Pupil round,
RP (+),Æ 3mm, Lensa jernih, TIO dengan pemeriksaan digital: normal.
-
Diagnosa :
Trauma oculi termis dan khemis grade IV dengan komplikasi
keratopathy + OS trauma oculi termis dan khemis grade I dengan komplikasi edema
palpebra.
A.
Pengertian
Trauma
okuli adalahtindakan sengaja maupun tidak sengaja yang menimbulkan perlukaan
mata.Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan
kebutaan bahkan kehilangan mata.
B.
Tanda dan Gejala
Dari literatur didapatkan manifestasi yang dapat terjadi
pada trauma mata antara lain:
a. Nyeri
b. Mata merah
c. Tanda-tanda iritasi
d. Keluarnya air mata yang berlebihan
e. Ketidakmampuan mempertahankan membuka kelopak mata
f. Merasa ada sesuatu pada mata
g. Pembengkakan kelopak mata
h. Penglihatan kabur.
C. Tindakan
Pada
fase kejadian (immediate), tindakan yang dilakukan adalah irigasi bahan kimia
meliputi pembilasan yang dilakukan segera dengan anestesi topikal terlebih
dahulu.Pembilasan dilakukan dengan larutan steril sampai pH air mata kembali
normal.Jika ada benda asing dan jaringan bola mata yang nekrosis harus dibuang.
Bila diduga telah terjadi penetrasi bahan kimia kedalam bilik mata depan maka
dilakukan irigasi bilik mata depan dengan larutan RL. Teknik irigasi :
1. Jelaskan
kepada pasien apa yang akan dilakukan.
2. Gunakan anestesi lokal jika diperlukan
3. Buka kelopak mata secara hati-hati dengan
penekanan di tulang, bukan di bola mata.
4. Bilas
kornea dan forniks secara lembut menggunakan larutan steril 30 cm di atas mata.
5. Bersihkan
semua partikel dengan menggunakan kapas aplikator atau dengan forceps.
6. Lakukan
pembilasan juga pada konjungtiva palpebral dengan mengeversi kelopak mata.
Terapi yang diberikan pada pasien
ini sebagai berikut.
- Ekstraksi corpus alienum dan eksplorasi untuk mengeksplorasi luka dan mencegah perlukaan mata lebih lanjut akibat corpus alienum.
- Irigasi RL 2L ODS untuk menetralisir efek bahan kimia dan panas pada mata.
- Tobro ed 6×1 ODS merupakan antibiotik topikal untuk mencegah infeksi sekunder.
- SA 1% 3×1 ODS sebagai sikloplegik untuk merelaksasikan iris sehingga mengurangi nyeri dan mencegah sinekia posterior.
- Timolol 0,5% 2×1 ODS sebagai agen penghambat beta adrenergik yang mengurangi efek saraf simpatis dalam mendilatasi pupil.
- Doksisiklin 2×100 mg merupakan antibiotik sistemik untuk memperkuat efek antibiotik topikal.
- Vit C 2000 mg untuk membantu reepitelialisasi kornea dan mempercapat penyembuhan.
- Oculotect eg 4×1 ODS untuk mencegah kekeringan mata dan mempercepat reepitelialisasi kornea.
- Repithel eo 4×1 ODS merupakan air mata buatan dengan kandungan vitamin A untuk mempercepat reepitelialisasi kornea.
- EDTA ed 3×1 OD sebagai buffer untuk mengikat ion-ion logam berat yang masih tertinggal di mata.
- Glaukon 2×250 mg merupakan agen antiglaukoma yang bekerja sebagai inhibitor karbonik anhidrase sehingga dapat mengurangi produksi humor aqueous.
D.
Komentar
Penurunan
visus pada pasien disebabkan adanya kerusakan pada kornea yang merupakan media
refraksi.Kerusakan kornea dapat disebabkan karena panas maupun derajat keasaman
logam aluminium.Panas dan nyeri pada mata pasien disebabkan oleh rangsangan
logam alumunium panas pada ujung-ujung saraf kornea dan konjungtiva.Rangsangan
ini juga meningkatkan sekresi kelenjar lakrimal sehingga terjadi
epifora.Jaringan orbita yang terkena rangsangan mengalami inflamasi.Inflamasi
pada palpebra menyebabkan edema palbebra serta entropion dan blefarospasme
akibat nyeri.Inflamasi pada konjungtiva menyebabkan pelebaran pembuluh darah
konjungtiva yang tampak sebagai conjunctival injection dan pericorneal
injection.Akibat rangsangan panas juga terjadi iskemik pada limbus 360º dan
luka bakar pada konjungtiva.Kornea mata pasien mengalami kerusakan jaringan
berupa erosi pada seluruh permukaannya.Inflamasi pada iris dan rangsangan ujung
saraf kornea menyebabkan dilatasi pembuluh darah iris dan kontraksi iris
sehingga pupil pasien tampak midmidriasis, reflek pupil negatif, dan pasien
mengalami fotofobia. Peningkatan TIO pada mata kanan pasien dapat disebabkan
inflamasi iris yang menyebabkan iris menempel pada lensa sehingga terjadi blok
pupil, dapat juga disebabkan adanya sel-sel inflamasi yang menyumbat trabekula
meshwork sehingga mengganggu aliran humor aqueous.
Walaupun
trauma mata ini tidak mengancam nyawa, prognosis pada pasien ini dubia et
malam karena adanya kerusakan kornea secara menyeluruh sehingga visus mata
yang mengalami trauma sulit untuk dikembalikan. Di samping itu, adanya luka
bakar dan iskemik limbus 360º pada konjungtiva menyebabkan proses
penyembuhannya lebih sulit. Secara kosmetik, hasilnya juga kurang baik karena
adanya luka bakar pada bagian wajah.
2.
Kasus :Perempuan, 18 tahun datang ke
Poli mata RSUP NTB dengan keluhan keduamata merah. Pada awalnya mata kiri merah
sejak 4 hari yang lalu, 2 hari kemudiandiikuti oleh mata kanan. Mata bengkak(+)
rasa berpasir pada mata (-), perih (+)kotoran (++) berwarna kekuningan terutama di pagi hari ketika bangun tidur dan mataterasa perih, gatal (+),
berair (+), silau (-), demam (-).Pada pemeriksaan mata kanan di dapatkan: visus 6/6, kulit
palpebra superior etinferior
edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva palpebra inferior hiperemi (+), folikel
(-),injeksi konjungtiva (+). Margo palpebra
kotoran (-). Kornea, bilik mata depan dan irisdalam batas normal. Pupil
ukurannya ± 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+),lensa
jernih. TIO kesan normal. Tes sensibilitas normal. Pada mata kiri di dapat :
visus6/6, kulit palpebra
superior et inferior edema
(-), hiperemi (-). Konjungtiva
palpebrainferior hiperemi (+),
folikel (-), injeksi konjungtiva (+). Margo palpebra kotoran (-).Kornea, bilik
mata depan dan iris dalam batas normal. Pupil ukurannya ± 3 mm, reflek langsung
dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO kesan normal. Tes sensibilitas normal.
-
Diagnosa :
Pasien didiagnosis dengan
konjungtivitis Alergika OD et OS.
a.
Pengertian
Konjungtivitis merupakan peradangan
atau radang selaput lendir yang menutupi belakang
kelopak mata.Penyakit ini bervariasi dari hiperimia ringan dengan mata berair
sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental.
Konjungtivitis
dapat di klasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu : Konjungtivitis bakteri,
Konjungtivitis virus, Konjungtivitis klamidia, Konjungtivitis alergi.
b.
Tanda dan Gejala
Gejalapenting pada konjungtivitis adalah sensasi adanya benda asing pada
mata,gatal, dan fotofobia.
Tanda penting konjungtivitis adalah
hiperemi, mata berair, eksudasi, hipertropi papiler, pseudoptosis,
kemosis, folikel, pseudomembran,granuloma.
Konjungtivitis bakteri biasanya
mengenai kedua mata.Ciri khasnya adalahkeluar
kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan.Palpebralengket
pada saat bangun tidur dan kadang-kadang terjadi edema
palpebra.Infeksi biasanya dimulai pada satu mata dan menular ke smata
sebelah melalui tangan. Infeksidapat
menyebar ke orang lain.Pada konjungtivitis virus, mata sangat
berair.Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit.Konjungtivitis klamidia
merupakan suatu bentuk konjungtivitis kronik yangdisebabkan olehChlamydia
trachomatis.Pasien mengeluhkan fotofobia, mata gataldan mata berair.Pada
pemeriksaan mata dapat ditemukan folikel pada konjungtivatarsus superior,
secret yang jernih bila tidak ada infeksi sekunder.Dapat puladitemukan panus dan jaringan parut.Sedangkan
pada konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata. Tandanya,selain mata
berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkalidirasakan dihidung.Produksi air mata juga
berlebihan sehingga mata sangat berair.Pada pasien ini didapatkan tanda
dan gejala berupa mata merah, berair, bengkak,kadang
terasa gatal dan kotoran yang banyak berwarna kekuningan. Selain itu jugaterdapat
keluhan adanya perasaan perih pada mata, adanya demam disangkal
oleh pasien.Pada pemeriksaan di dapatkan injeksi konjungtiva dan hiperemi
padakojungtiva palpebra.
c.
Tindakan
Untuk
diagnosis pasti pada kasus ini perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada sekret.Jika ditemukan PMN
berarti merupakan konjungtivitis bakteri.Jikaleukosit yang ditemukan adalah MN
berarti merupakan konjungtivitis viral.Dan jika pada pemeriksaan
didapatkan eosinofil hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebutmenderita
konjungtivitis alergika.Jika sudah dapat ditegakkan pasien ini menderita
konjungtivitis alergika penanganan pada pasien ini dengan memberikan
terapi medikamentosa yaitu dengan pemberian antihistamin peroral, serta
vasokonstriktor untuk mengurangi hiperemi.Selain
itu berikan KIE pada pasien yaitu :
1.
Menganjurkan pasien untuk tidak
menggosok gosok matanya. Setiap kali pasien memegang mata yang sakit
pasien harus mencuci tangan.
2.
Menggunakan kaca mata untuk melindungi
mata dari debu dan angin yangdapat memperparah gejala.
d.
Komentar
Untuk
mengobati konjungtivitis karena bakteri, diberikan salep yang mengandung
polimiksin dengan basitrasin, eritromisin atau tetrasiklin, yang dioleskan
langsung ke mata.50% pasien yang menderita konjungtivitis klamidia juga
menderita infeksi klamidia di bagian tubuh lainnya, kaena itu juga diberikan
eritromisin per-oral (melalui mulut).''
Konjungtivitis
karena virus herpes diobati dengan obat tetes mata atau salep trifluridin dan salep
idoksuridin. Juga diberikan obat anti virus asiklovir dengan pertimbangan bahwa
virus telah menyebar atau akan menyebar ke otak dan organ lainnya.
Salep kortikosteroid tidak diberikan karena
akan memperburuk infeksi klamidia maupun infeksi virus herpes.
Untuk
mencegah konjungtivitis, kepada pasien secara rutin diberikan salep atau tetes
mata perak nitrat, eritromisin atau tetrasiklin
3.Kasus :Seorang
penderita perempuan, umur 18 tahun datang ke poli klinik mata RSUDProf. Dr. R.
D Kandou pada tanggal 21 Juni 2011 dengan keluhan utama benjolandimata kanan. Benjolan pada kelopak mata kanan bawah dialami penderita sejak 4
bulan yang lalu.Benjolan tesebut tidak sakit, tidak gatal, pada perabaan
keras,tidak ada nyeri pada penekanan, dan tidak ada penurunan penglihatan.Pemeriksaan
fisik : Status Oftalmologis OD: Benjolan di palperbra inferior bagianmedial,
benjolannya keras, melekat pada tarsus akan tetapi lepas dari kulit,
tidak hiperemis, nyeri tekan (-), dan pada ujung kelenjar meibom terdapat
masa kuningdari sekresi yang tertahan.
- diagnosa :Kalazion Palpebra Inferior Oculus
Dextra.
a. Pengertian
Kalazion merupakan peradangan
lipogranuloma pada kelenjar Meibomatau kelenjar Zeis yang tersumbat.Penyebabnya
tidak diketahui danmengakibatkan pembengkakan yang tidak sakit pada
kelopak.Dapat mengenaisatu atau beberapa kelenjar dan terjadi secara
perlahan-lahan sampai beberapaminggu.
Pada kalazion terjadi penyumbatan
kelenjar Meibom dan kelenjar Zeis.Kelenjar
Zeis pada pangkal rambut dan kelenjar Meibom pada tarsus.kelenjar Meibom
adalah kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang
membentuk permukaan selaput air mata dengan infeksi ringan dan
mengakibatkan peradangankronis pada
kelenjar tersebut. Kalazion dapat mengenai semua umur.
b. Tanda dan Gejala
Pada awalnya, kalazion
tampak dan terasa seperti hordeolum, kelopak mata membengkak, nyeri dan
mengalami iritasi.Beberapa hari kemudian gejala tersebut menghilang dan
meninggalkan pembengkakan bundar tanpa rasa nyeri pada kelopak mata dan tumbuh secara
perlahan.Di bawah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau abu-abu.
c. Tindakan
Pengobatan
Kalazion yaitu dengan memberikan kompres hangat selama10-20 menit 4 kali sehari
dengan pijatan ringan diatas lesi.Berikan antibiotikatopikal dan steroid disertai
kompres hangat.Jika kalazion tidak bisa sembuhsetelah
3-4 minggu melalui terapi medis yang tepat dan pasien ingin kalaziondihilangkan
maka dilakukan insisi dan kuretase.Kalazion dapat hilang beberapa bulan
atau diserap setelah beberapa tahun.Bila kecil dapatdisuntik steroid danyang
besar dilakukan pengeluaran isi.Dan bila terdapat sisa dapat diberikankompres hangat.
Penyulit
pada Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmant dan bilaterjadi Kalazion
berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaanhistopatologik untuk
menghindarkan kesalahan diagnosa dengan kemungkinanadanya karsinoma sel sebasea.
d.Komentar
Diagnosis pada pasien ditegakan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaanoftalmologis. Dari
anamnesis pada pasien didapatkan adanya benjolan padakelopak bawah mata
kanan bagian medial, benjolannya keras, tidak nyeri pada penekanan, dan
tidak hiperemis, Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yangmenyatakan bahwa
Kalazion berupa benjolan yang tanpa keluhan, rabaan keras,tidak hiperemis, tida
ada nyeri tekan, melekat pada tarsus akan tetapi lepas darikulit. Terjadinya
perlahan-lahan sampai beberapa minggu.Pada
pemeriksaan oftalmologis didapatkan benjolan yang tidak nyeri pada palpebra
inferior okulus dextra, tidak hiperemis. Benjolan yang melekat padatarsus akan tetapi lepas dari kulit, pada ujung
kelenjar meibom terdapat masakuning dari sekresi yang tertahan. Hal ini
sesuai dengan kepustakaan bahwaKalazion merupakan paradangan pada kelenjar
Meibomatau kelenjar Zeis yangtersumbat.Penanganan pada
pasien yaitu dengan kompres hangat selama 10-20 menit4x sehari, antibiotik topikal dan steroid. Maksud
pengompresan akan melunakkanminyak yang
mengeras yang menyumbat saluran dan mempermudah pengaliranserta
penyembuhan. Sedangkan pemberian antibiotika topikal adalah
untuk mengobati infeksi dan pemberian steroid untuk mengobati
peradangan.Kalaziondapat hilang dalam
beberap bulan atau diserap setelah beberapa tahun.Bila kecildapat disuntik
steroid dan yang besar dilakukan insisi dan kuretase.
4. Kasus : - Identitas pasien
Nama : Tn.D
Umur :
29 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan :
Petani
Alamat : Jl. Kampung B.Alaim Subulussalam,
Aceh Singkil
No.MR :
75-76-31
Tgl.Masuk :27
September 2010
-
Keluhan utama :
mata sebelah kiri sakit. Hal ini telah dialami pasien sejak ± 1 bulan yang lalu
sebelum datang ke RSUPM. Awalnya mata sebelah kiri pasien terkena serbuk kayu,
kemudian karena gatal dan pedih maka pasien mengkucek-kucek matanya hingga
merah.
Penglihatan
pada mata sebelah kiri menurun (+) diseratai dengan mata berair. Mata sebelah kiri silau dan terasa
perih apabila melihat cahaya.
-
STATUS OPTHALMICUS
Pemeriksaan
|
Oculi Dextra
|
Oculi Sinistra
|
Visus
|
6/6
|
1/60
|
Posisi
|
Orthoporia
|
Orthoporia
|
Palp. Superior
|
Dalam Batas Normal
|
Dalam Batas Normal
|
Palp. Inferior
|
Dalam Batas Normal
|
Dalam Batas Normal
|
Conj. Tars. Superior
|
Dalam Batas Normal
|
Hiperemis
|
Conj. Tars. Inferior
|
Dalam Batas Normal
|
Hiperemis
|
Conj. Bulbi
|
Dalam Batas Normal
|
Hiperemis,kemosis (+)
|
Cornea
|
Jernih
|
Menonjol, Keruh (+)
|
Cam Oculi Anterior
|
Sedang
|
Tidak Dapat Dinilai
|
Pupil
|
Bulat, RC(+), diameter 2 mm
|
Tidak Dapat Dinilai
|
Iris
|
Cokelat
|
Tidak Dapat Dinilai
|
Lensa
|
Jernih
|
Tidak Dapat Dinilai
|
.-Diagnosa
: Kerato-Uveitis OS
a.
Pengertian
Keratouveitis adalah istilah yang digunakan
ketika ada kombinasi keratitis dan uveitis.Uveitis adalah peradangan di dalam
mata.
Keratitis terjadi ketika kornea menjadi
meradang.Kornea adalah "jendela" yang jelas, di mana cahaya masuk ke
mata.Itu selalu ditutupi dengan lapisan air mata. Karena merupakan lapisan luar
dari depan mata, perlu untuk melindungi mata dari dunia luar, seperti kulit
kita tidak. Namun, tidak seperti kulit yang dengan mudah dapat kembali normal
setelah meradang, kornea dipengaruhi lebih serius oleh peradangan karena mudah
terluka dan bisa kehilangan kejernihannya.
b.
Tanda dan Gejala
Keratitis biasanya melibatkan: -
sensitivitas cahaya, nyeri, kemerahan dan robek.
c.
Tindakan
Pengobatan melibatkan penggunaan obat
tetes mata atau salep antivirus, misalnya tetes mata asiklovir dan steroid,
dalam kombinasi yang berbeda tergantung pada aktivitas baik keratitis atau
uveitis itu.Jarang steroid atau asiklovir dapat digunakan dalam bentuk tablet.
d.
Komentar
Untuk mencegah makin meluasnya penularan konjungtivitis, kita perlu memperhatikan langkah-langkah berikut:
Untuk mencegah makin meluasnya penularan konjungtivitis, kita perlu memperhatikan langkah-langkah berikut:
-
Usahakan tangan tidak megang-megang wajah
(kecuali untuk keperluan tertentu), dan hindari mengucek-ngucek mata.
-
Mengganti sarung bantal
dan handuk dengan yang bersih setiap hari.
-
Hindari berbagi bantal,
handuk dan saputangan dengan orang lain.
-
Mencuci tangan sesering
mungkin, terutama setelah kontak (jabat tangan, berpegangan, dll) dengan penderita
konjungtivitis.
-
Untuk sementara tidak
usah berenang di kolam renang umum.
-
Bagi penderita
konjungtivitis, hendaknya segera membuang tissue atau sejenisnya setelah
membersihkan kotoran mata
5.
Kasus : Seorang penderita pria, usia 64 tahun, suku
Minahasa, bangsa Indonesia, agama Islam, pekerjaan Pegawai swasta, alamat
Karombasan utara Manado, datang berobat di Poliklinik Mata RSU Prof. dr. R. D.
Kandou pada tanggal 2 Februari 2011 dengan keluhan utama penglihatan kabur pada
mata kanan.Nyeri pada mata kanan sejak satu minggu yang lalu.Nyeri pada mata
kanan mulai dirasakan penderita pada malam hari sesudah penderita menjalani operasi
katarak. Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk menjalar ke seluruh kepala. Mata kanan penderita juga
merah, bengkak dan sukar dibuka.Penglihatan penderita kabur.Tiga hari kemudian
penglihatan penderita menghilang dan penderita semakin merasa nyeri.Gerak mata
penderita masih baik.
-Diagnosa : endoftalmitis
pasca operasi katarak.
a. Pengertian
Endoftalmitis
merupakan peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat infeksi setelah
trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis.Berbentuk radang supuratif di
dalam rongga mata dan struktur di dalamnya. Peradangan supuratif di dalam bola
mata akan memberikan abses di dalam badan kaca. Penyebab endoftalmitis
supuratif adalah kuman dan jamur yang masuk bersama trauma tembus (eksogen)
atau sistemik melalui peredaran darah (endogen).
b. Tanda dan Gejala
Peradangan
yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran klinik rasa sakit yang sangat,
kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah,
kornea keruh, bilik mata depan keruh yang kadang-kadang disertai hipopion.
Kekeruhan atau abses dalam badan kaca, keadaan ini akan memberikan refleks
pupil berwarna putih sehingga gambaran seperti retinoblastoma atau pseudoretinoblastoma. Bila sudah
terlihat hipopion keadaan sudah lanjut sehingga prognosis lebih buruk.Karena
itu diagnosis dini dan cepat harus dibuat untuk mencegah berakhirnya kebutaan
pada mata.
c. Tindakan
Pada
penderita ini diberikan infus ringer laktat (RL) 20 gtt/menit, Ceftriaxon 2x1
gram bolus IV, Rantidin 2x1 gram bolus IV, Metil prednisolon 3x1 tab 4 mg, Levofloxasin
(LFX) tiap 2 jam, Glaucon 3x1 tab, Aspar-K 3x1 tab, dan Natrium Diklofenak
(kalau perlu).
d.Komentar
Pada
kasus ini, pasien didiagnosa Endoftalmitis pasca
operasi katarak karena berdasarkan anamnesis diketahui kurang dari 24 jam
sebelum pasien mengeluh nyeri pada mata, pasien telah menjalani operasi bedah
katarak, selain itu riwayat penyakit sistemik, alergi, riwayat trauma pada mata
disangkal, jadi dapat menyingkirkan kemungkinan endoftalmitis endogen ataupun
endomtalmitis trauma. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa
tanda dan gejala Endoftalmitis akut pasca
bedah katarak timbul pada minggu I – minggu IV pasca operasi.2
Penanganan
untuk endoftalmitis adalah dengan terapi antibiotik (intravitreal,
subkonjungtiva, topikal, dan sistemik), terapi steroid (dengan hati-hati), dan
terapi suportif.1,2 Untuk terapi antibiotik, diberikan injeksi
gentamisin 0,5 cc intravitreal dan 0,1 cc subkonjungtiva. Selain itu sebagai
antibiotik topikal diberikan Levofloksasin (LFX) dan Tobro (Tobramisin) eyedrops, gentamisin
zalf.Untuk antibiotik sistemik
diberikan Seftriakson intravena dan Baquinor
(Siprofloksasin) tablet.
Gentamisin
dan Tobramisin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang mempunyai daya
antibiotik yang kuat untuk basil gram negatif.5 Siprofloksasin dan
Levofloksasin adalah antibiotik golongan kuinolon dan florokuinolon yang
mempunyai daya antibiotik yang kuat untuk kuman baik gram negatif, gram
positif, dan kuman atipik.6 Tobramisina dan Siprofloksasin diketahui
mempunyai daya antibiotik yang paling kuat untuk melawan kuman.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta. H. 2009. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar