Halaman

Share

Grab This

Jumat, 11 Januari 2013

Contoh kasus Mata



CONTOH KASUS

1.      Kasus :Pasien laki-laki 42 tahun datang dengan keluhan mata kanan panas dan nyeri setelah terkena percikan logam alumunium panas sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Mata pasien merah, nrocoh, silau, dan pandangannya kabur. Kelopak mata pasien bengkak. Tidak ada riwayat keluarnya darah dari mata pasien.
-          Dari status oftalmologi mata kanan pasien:
 Posisi bola mata ortophoria, gerakan bola mata orthoforia, penurunan visus: 1/60, palpebra spasme, edema, dan entropion, konjungtiva didapatkan CI (+), PCI (+), iskemik limbus, luka bakar, kornea, didapatkan erosi epitel seluruh kornea, COA dalam, Pupil notround, RP (-), midmidriasis, Lensa kesan tampak jernih, TIO dengan pemeriksaan digital: peningkatan tekanan intraokuler pada mata kanan.
-          Sedangkan status oftalmologi mata kiri pasien:
 Posisi bola mata ortophoria, gerakan bola mata orthoforia, visus: 5/5, palpebra edema dan didapatkan corpus alienum margo palpebra superior dan inferior, konjungtiva didapatkan PCI (+), kornea, didapatkan erosi di jam 7 paracentral sedalam epitel, COA dalam, Pupil round, RP (+),Æ 3mm, Lensa jernih, TIO dengan pemeriksaan digital: normal.
-          Diagnosa :
Trauma oculi termis dan khemis grade IV dengan komplikasi keratopathy + OS trauma oculi termis dan khemis grade I dengan komplikasi edema palpebra.
A.    Pengertian
Trauma okuli adalahtindakan sengaja maupun tidak sengaja yang menimbulkan perlukaan mata.Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata.
B.     Tanda dan Gejala
Dari literatur didapatkan manifestasi yang dapat terjadi pada trauma mata antara lain:
a. Nyeri
b. Mata merah
c. Tanda-tanda iritasi
d. Keluarnya air mata yang berlebihan
e. Ketidakmampuan mempertahankan membuka kelopak mata
f. Merasa ada sesuatu pada mata
g. Pembengkakan kelopak mata
h. Penglihatan kabur.
C. Tindakan
Pada fase kejadian (immediate), tindakan yang dilakukan adalah irigasi bahan kimia meliputi pembilasan yang dilakukan segera dengan anestesi topikal terlebih dahulu.Pembilasan dilakukan dengan larutan steril sampai pH air mata kembali normal.Jika ada benda asing dan jaringan bola mata yang nekrosis harus dibuang. Bila diduga telah terjadi penetrasi bahan kimia kedalam bilik mata depan maka dilakukan irigasi bilik mata depan dengan larutan RL. Teknik irigasi :
1.      Jelaskan kepada pasien apa yang akan dilakukan.
2.       Gunakan anestesi lokal jika diperlukan
3.       Buka kelopak mata secara hati-hati dengan penekanan di tulang, bukan di bola mata.
4.      Bilas kornea dan forniks secara lembut menggunakan larutan steril 30 cm di atas mata.
5.      Bersihkan semua partikel dengan menggunakan kapas aplikator atau dengan forceps.
6.      Lakukan pembilasan juga pada konjungtiva palpebral dengan mengeversi kelopak mata.
Terapi yang diberikan pada pasien ini sebagai berikut.
  • Ekstraksi corpus alienum dan eksplorasi untuk mengeksplorasi luka dan mencegah perlukaan mata lebih lanjut akibat corpus alienum.
  • Irigasi RL 2L ODS untuk menetralisir efek bahan kimia dan panas pada mata.
  • Tobro ed 6×1 ODS merupakan antibiotik topikal untuk mencegah infeksi sekunder.
  • SA 1% 3×1 ODS sebagai sikloplegik untuk merelaksasikan iris sehingga mengurangi nyeri dan mencegah sinekia posterior.
  • Timolol 0,5% 2×1 ODS sebagai agen penghambat beta adrenergik yang mengurangi efek saraf simpatis dalam mendilatasi pupil.
  • Doksisiklin 2×100 mg merupakan antibiotik sistemik untuk memperkuat efek antibiotik topikal.
  • Vit C 2000 mg untuk membantu reepitelialisasi kornea dan mempercapat penyembuhan.
  • Oculotect eg 4×1 ODS untuk mencegah kekeringan mata dan mempercepat reepitelialisasi kornea.
  • Repithel eo 4×1 ODS merupakan air mata buatan dengan kandungan vitamin A untuk mempercepat reepitelialisasi kornea.
  • EDTA ed 3×1 OD sebagai buffer untuk mengikat ion-ion logam berat yang masih tertinggal di mata.
  • Glaukon 2×250 mg merupakan agen antiglaukoma yang bekerja sebagai inhibitor karbonik anhidrase sehingga dapat mengurangi produksi humor aqueous.
D.    Komentar
Penurunan visus pada pasien disebabkan adanya kerusakan pada kornea yang merupakan media refraksi.Kerusakan kornea dapat disebabkan karena panas maupun derajat keasaman logam aluminium.Panas dan nyeri pada mata pasien disebabkan oleh rangsangan logam alumunium panas pada ujung-ujung saraf kornea dan konjungtiva.Rangsangan ini juga meningkatkan sekresi kelenjar lakrimal sehingga terjadi epifora.Jaringan orbita yang terkena rangsangan mengalami inflamasi.Inflamasi pada palpebra menyebabkan edema palbebra serta entropion dan blefarospasme akibat nyeri.Inflamasi pada konjungtiva menyebabkan pelebaran pembuluh darah konjungtiva yang tampak sebagai conjunctival injection dan pericorneal injection.Akibat rangsangan panas juga terjadi iskemik pada limbus 360º dan luka bakar pada konjungtiva.Kornea mata pasien mengalami kerusakan jaringan berupa erosi pada seluruh permukaannya.Inflamasi pada iris dan rangsangan ujung saraf kornea menyebabkan dilatasi pembuluh darah iris dan kontraksi iris sehingga pupil pasien tampak midmidriasis, reflek pupil negatif, dan pasien mengalami fotofobia. Peningkatan TIO pada mata kanan pasien dapat disebabkan inflamasi iris yang menyebabkan iris menempel pada lensa sehingga terjadi blok pupil, dapat juga disebabkan adanya sel-sel inflamasi yang menyumbat trabekula meshwork sehingga mengganggu aliran humor aqueous.
Walaupun trauma mata ini tidak mengancam nyawa, prognosis pada pasien ini dubia et malam karena adanya kerusakan kornea secara menyeluruh sehingga visus mata yang mengalami trauma sulit untuk dikembalikan. Di samping itu, adanya luka bakar dan iskemik limbus 360º pada konjungtiva menyebabkan proses penyembuhannya lebih sulit. Secara kosmetik, hasilnya juga kurang baik karena adanya luka bakar pada bagian wajah.

2.      Kasus :Perempuan, 18 tahun datang ke Poli mata RSUP NTB dengan keluhan keduamata merah. Pada awalnya mata kiri merah sejak 4 hari yang lalu, 2 hari kemudiandiikuti oleh mata kanan. Mata bengkak(+) rasa berpasir pada mata (-), perih (+)kotoran (++) berwarna kekuningan terutama di pagi hari ketika bangun tidur dan mataterasa perih, gatal (+), berair (+), silau (-), demam (-).Pada pemeriksaan mata kanan di dapatkan: visus 6/6, kulit palpebra superior etinferior edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva palpebra inferior hiperemi (+), folikel (-),injeksi konjungtiva (+). Margo palpebra kotoran (-). Kornea, bilik mata depan dan irisdalam batas normal. Pupil ukurannya ± 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+),lensa jernih. TIO kesan normal. Tes sensibilitas normal. Pada mata kiri di dapat : visus6/6, kulit palpebra superior et inferior edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva palpebrainferior hiperemi (+), folikel (-), injeksi konjungtiva (+). Margo palpebra kotoran (-).Kornea, bilik mata depan dan iris dalam batas normal. Pupil ukurannya ± 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO kesan normal. Tes sensibilitas normal.
-          Diagnosa :
Pasien didiagnosis dengan konjungtivitis Alergika OD et OS.
a.              Pengertian
Konjungtivitis merupakan peradangan atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak mata.Penyakit ini bervariasi dari hiperimia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental.
Konjungtivitis dapat di klasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu : Konjungtivitis bakteri, Konjungtivitis virus, Konjungtivitis klamidia, Konjungtivitis alergi.
b.      Tanda dan Gejala
Gejalapenting pada konjungtivitis adalah sensasi adanya benda asing pada mata,gatal, dan fotofobia.
Tanda penting konjungtivitis adalah hiperemi, mata berair, eksudasi, hipertropi papiler, pseudoptosis, kemosis, folikel, pseudomembran,granuloma.
Konjungtivitis bakteri biasanya mengenai kedua mata.Ciri khasnya adalahkeluar kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan.Palpebralengket pada saat bangun tidur dan kadang-kadang terjadi edema palpebra.Infeksi biasanya dimulai pada satu mata dan menular ke smata sebelah melalui tangan. Infeksidapat menyebar ke orang lain.Pada konjungtivitis virus, mata sangat berair.Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit.Konjungtivitis klamidia merupakan suatu bentuk konjungtivitis kronik yangdisebabkan olehChlamydia trachomatis.Pasien mengeluhkan fotofobia, mata gataldan mata berair.Pada pemeriksaan mata dapat ditemukan folikel pada konjungtivatarsus superior, secret yang jernih bila tidak ada infeksi sekunder.Dapat puladitemukan panus dan jaringan parut.Sedangkan pada konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata. Tandanya,selain mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkalidirasakan dihidung.Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair.Pada pasien ini didapatkan tanda dan gejala berupa mata merah, berair, bengkak,kadang terasa gatal dan kotoran yang banyak berwarna kekuningan. Selain itu jugaterdapat keluhan adanya perasaan perih pada mata, adanya demam disangkal oleh pasien.Pada pemeriksaan di dapatkan injeksi konjungtiva dan hiperemi padakojungtiva palpebra.
c.       Tindakan
Untuk diagnosis pasti pada kasus ini perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik  pada sekret.Jika ditemukan PMN berarti merupakan konjungtivitis bakteri.Jikaleukosit yang ditemukan adalah MN berarti merupakan konjungtivitis viral.Dan jika pada pemeriksaan didapatkan eosinofil hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebutmenderita konjungtivitis alergika.Jika sudah dapat ditegakkan pasien ini menderita konjungtivitis alergika penanganan pada pasien ini dengan memberikan terapi medikamentosa yaitu dengan pemberian antihistamin peroral, serta vasokonstriktor untuk mengurangi hiperemi.Selain itu berikan KIE pada pasien yaitu :
1.              Menganjurkan pasien untuk tidak menggosok gosok matanya. Setiap kali pasien memegang mata yang sakit pasien harus mencuci tangan.
2.      Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yangdapat memperparah gejala.
d.      Komentar
Untuk mengobati konjungtivitis karena bakteri, diberikan salep yang mengandung polimiksin dengan basitrasin, eritromisin atau tetrasiklin, yang dioleskan langsung ke mata.50% pasien yang menderita konjungtivitis klamidia juga menderita infeksi klamidia di bagian tubuh lainnya, kaena itu juga diberikan eritromisin per-oral (melalui mulut).''
Konjungtivitis karena virus herpes diobati dengan obat tetes mata atau salep trifluridin dan salep idoksuridin. Juga diberikan obat anti virus asiklovir dengan pertimbangan bahwa virus telah menyebar atau akan menyebar ke otak dan organ lainnya.
 Salep kortikosteroid tidak diberikan karena akan memperburuk infeksi klamidia maupun infeksi virus herpes.
Untuk mencegah konjungtivitis, kepada pasien secara rutin diberikan salep atau tetes mata perak nitrat, eritromisin atau tetrasiklin
3.Kasus :Seorang penderita perempuan, umur 18 tahun datang ke poli klinik mata RSUDProf. Dr. R. D Kandou pada tanggal 21 Juni 2011 dengan keluhan utama benjolandimata kanan. Benjolan pada kelopak mata kanan bawah dialami penderita sejak 4 bulan yang lalu.Benjolan tesebut tidak sakit, tidak gatal, pada perabaan keras,tidak ada nyeri pada penekanan, dan tidak ada penurunan penglihatan.Pemeriksaan fisik : Status Oftalmologis OD: Benjolan di palperbra inferior bagianmedial, benjolannya keras, melekat pada tarsus akan tetapi lepas dari kulit, tidak hiperemis, nyeri tekan (-), dan pada ujung kelenjar meibom terdapat masa kuningdari sekresi yang tertahan.
- diagnosa :Kalazion Palpebra Inferior Oculus Dextra.
a. Pengertian
Kalazion merupakan peradangan lipogranuloma pada kelenjar Meibomatau kelenjar Zeis yang tersumbat.Penyebabnya tidak diketahui danmengakibatkan pembengkakan yang tidak sakit pada kelopak.Dapat mengenaisatu atau beberapa kelenjar dan terjadi secara perlahan-lahan sampai beberapaminggu.
Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dan kelenjar Zeis.Kelenjar Zeis pada pangkal rambut dan kelenjar Meibom pada tarsus.kelenjar Meibom adalah kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang membentuk  permukaan selaput air mata dengan infeksi ringan dan mengakibatkan peradangankronis pada kelenjar tersebut. Kalazion dapat mengenai semua umur.
b. Tanda dan Gejala
           Pada awalnya, kalazion tampak dan terasa seperti hordeolum, kelopak mata membengkak, nyeri dan mengalami iritasi.Beberapa hari kemudian gejala tersebut menghilang dan meninggalkan pembengkakan bundar tanpa rasa nyeri pada kelopak mata dan tumbuh secara perlahan.Di bawah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau abu-abu.

c. Tindakan
Pengobatan Kalazion yaitu dengan memberikan kompres hangat selama10-20 menit 4 kali sehari dengan pijatan ringan diatas lesi.Berikan antibiotikatopikal dan steroid disertai kompres hangat.Jika kalazion tidak bisa sembuhsetelah 3-4 minggu melalui terapi medis yang tepat dan pasien ingin kalaziondihilangkan maka dilakukan insisi dan kuretase.Kalazion dapat hilang beberapa bulan atau diserap setelah beberapa tahun.Bila kecil dapatdisuntik steroid danyang besar dilakukan pengeluaran isi.Dan bila terdapat sisa dapat diberikankompres hangat.
Penyulit pada Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmant dan bilaterjadi Kalazion berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaanhistopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosa dengan kemungkinanadanya karsinoma sel sebasea.
d.Komentar
Diagnosis pada pasien ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaanoftalmologis. Dari anamnesis pada pasien didapatkan adanya benjolan padakelopak bawah mata kanan bagian medial, benjolannya keras, tidak nyeri pada penekanan, dan tidak hiperemis, Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yangmenyatakan bahwa Kalazion berupa benjolan yang tanpa keluhan, rabaan keras,tidak hiperemis, tida ada nyeri tekan, melekat pada tarsus akan tetapi lepas darikulit. Terjadinya perlahan-lahan sampai beberapa minggu.Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan benjolan yang tidak nyeri pada palpebra inferior okulus dextra, tidak hiperemis. Benjolan yang melekat padatarsus akan tetapi lepas dari kulit, pada ujung kelenjar meibom terdapat masakuning dari sekresi yang tertahan. Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwaKalazion merupakan paradangan pada kelenjar Meibomatau kelenjar Zeis yangtersumbat.Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat selama 10-20 menit4x sehari, antibiotik topikal dan steroid. Maksud pengompresan akan melunakkanminyak yang mengeras yang menyumbat saluran dan mempermudah pengaliranserta penyembuhan. Sedangkan pemberian antibiotika topikal adalah untuk mengobati infeksi dan pemberian steroid untuk mengobati peradangan.Kalaziondapat hilang dalam beberap bulan atau diserap setelah beberapa tahun.Bila kecildapat disuntik steroid dan yang besar dilakukan insisi dan kuretase.
4. Kasus : -  Identitas pasien
Nama                           : Tn.D
Umur                           : 29 tahun
Jenis kelamin               : Laki-laki
Agama                         : Islam
Pekerjaan                     : Petani
Alamat                                    : Jl. Kampung B.Alaim Subulussalam, Aceh Singkil
No.MR                        : 75-76-31
Tgl.Masuk                   :27 September 2010
-          Keluhan utama      : mata sebelah kiri sakit.    Hal ini telah dialami pasien sejak ± 1 bulan yang lalu sebelum datang ke RSUPM. Awalnya mata sebelah kiri pasien terkena serbuk kayu, kemudian karena gatal dan pedih maka pasien mengkucek-kucek matanya hingga merah.    Penglihatan pada mata sebelah kiri menurun (+) diseratai dengan mata berair.   Mata sebelah kiri silau dan terasa perih apabila melihat cahaya.
-          STATUS OPTHALMICUS
Pemeriksaan
Oculi Dextra
Oculi Sinistra
Visus
6/6
1/60
Posisi
Orthoporia
Orthoporia
Palp. Superior
Dalam Batas Normal
Dalam Batas Normal
Palp. Inferior
Dalam Batas Normal
Dalam Batas Normal
Conj. Tars. Superior
Dalam Batas Normal
Hiperemis
Conj. Tars. Inferior
Dalam Batas Normal
Hiperemis
Conj. Bulbi
Dalam Batas Normal
Hiperemis,kemosis (+)
Cornea
Jernih
Menonjol, Keruh (+)
Cam Oculi Anterior
Sedang
Tidak Dapat Dinilai
Pupil
Bulat, RC(+), diameter 2 mm
Tidak Dapat Dinilai
Iris
Cokelat
Tidak Dapat Dinilai
Lensa
Jernih
Tidak Dapat Dinilai

.-Diagnosa :  Kerato-Uveitis OS

a.      Pengertian
Keratouveitis adalah istilah yang digunakan ketika ada kombinasi keratitis dan uveitis.Uveitis adalah peradangan di dalam mata.
Keratitis terjadi ketika kornea menjadi meradang.Kornea adalah "jendela" yang jelas, di mana cahaya masuk ke mata.Itu selalu ditutupi dengan lapisan air mata. Karena merupakan lapisan luar dari depan mata, perlu untuk melindungi mata dari dunia luar, seperti kulit kita tidak. Namun, tidak seperti kulit yang dengan mudah dapat kembali normal setelah meradang, kornea dipengaruhi lebih serius oleh peradangan karena mudah terluka dan bisa kehilangan kejernihannya.
b.      Tanda dan Gejala
Keratitis biasanya melibatkan: - sensitivitas cahaya, nyeri, kemerahan dan robek.
c.       Tindakan
Pengobatan melibatkan penggunaan obat tetes mata atau salep antivirus, misalnya tetes mata asiklovir dan steroid, dalam kombinasi yang berbeda tergantung pada aktivitas baik keratitis atau uveitis itu.Jarang steroid atau asiklovir dapat digunakan dalam bentuk tablet.
d.      Komentar
Untuk mencegah makin meluasnya penularan konjungtivitis, kita perlu memperhatikan langkah-langkah berikut:
-           Usahakan tangan tidak megang-megang wajah (kecuali untuk keperluan tertentu), dan hindari mengucek-ngucek mata.
-          Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih setiap hari.
-          Hindari berbagi bantal, handuk dan saputangan dengan orang lain.
-          Mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah kontak (jabat tangan, berpegangan, dll) dengan penderita konjungtivitis.
-          Untuk sementara tidak usah berenang di kolam renang umum.
-          Bagi penderita konjungtivitis, hendaknya segera membuang tissue atau sejenisnya setelah membersihkan kotoran mata

5. Kasus : Seorang penderita pria, usia 64 tahun, suku Minahasa, bangsa Indonesia, agama Islam, pekerjaan Pegawai swasta, alamat Karombasan utara Manado, datang berobat di Poliklinik Mata RSU Prof. dr. R. D. Kandou pada tanggal 2 Februari 2011 dengan keluhan utama penglihatan kabur pada mata kanan.Nyeri pada mata kanan sejak satu minggu yang lalu.Nyeri pada mata kanan mulai dirasakan penderita pada malam hari sesudah penderita menjalani operasi katarak. Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk menjalar  ke seluruh kepala. Mata kanan penderita juga merah, bengkak dan sukar dibuka.Penglihatan penderita kabur.Tiga hari kemudian penglihatan penderita menghilang dan penderita semakin merasa nyeri.Gerak mata penderita masih baik.
-Diagnosa : endoftalmitis pasca operasi katarak.
a. Pengertian
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis.Berbentuk radang supuratif di dalam rongga mata dan struktur di dalamnya. Peradangan supuratif di dalam bola mata akan memberikan abses di dalam badan kaca. Penyebab endoftalmitis supuratif adalah kuman dan jamur yang masuk bersama trauma tembus (eksogen) atau sistemik melalui peredaran darah (endogen).
b. Tanda dan Gejala
Peradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran klinik rasa sakit yang sangat, kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh yang kadang-kadang disertai hipopion. Kekeruhan atau abses dalam badan kaca, keadaan ini akan memberikan refleks pupil berwarna putih sehingga gambaran seperti retinoblastoma atau pseudoretinoblastoma. Bila sudah terlihat hipopion keadaan sudah lanjut sehingga prognosis lebih buruk.Karena itu diagnosis dini dan cepat harus dibuat untuk mencegah berakhirnya kebutaan pada mata.
c. Tindakan
Pada penderita ini diberikan infus ringer laktat (RL) 20 gtt/menit, Ceftriaxon 2x1 gram bolus IV, Rantidin 2x1 gram bolus IV, Metil prednisolon 3x1 tab 4 mg, Levofloxasin (LFX) tiap 2 jam, Glaucon 3x1 tab, Aspar-K 3x1 tab, dan Natrium Diklofenak (kalau perlu).
d.Komentar
Pada kasus ini, pasien didiagnosa Endoftalmitis pasca operasi katarak karena berdasarkan anamnesis diketahui kurang dari 24 jam sebelum pasien mengeluh nyeri pada mata, pasien telah menjalani operasi bedah katarak, selain itu riwayat penyakit sistemik, alergi, riwayat trauma pada mata disangkal, jadi dapat menyingkirkan kemungkinan endoftalmitis endogen ataupun endomtalmitis trauma. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa tanda dan gejala Endoftalmitis akut pasca bedah katarak timbul pada minggu I – minggu IV pasca operasi.2
Penanganan untuk endoftalmitis adalah dengan terapi antibiotik (intravitreal, subkonjungtiva, topikal, dan sistemik), terapi steroid (dengan hati-hati), dan terapi suportif.1,2 Untuk terapi antibiotik, diberikan injeksi gentamisin 0,5 cc intravitreal dan 0,1 cc subkonjungtiva. Selain itu sebagai antibiotik topikal diberikan Levofloksasin (LFX) dan Tobro (Tobramisin) eyedrops, gentamisin zalf.Untuk antibiotik sistemik diberikan Seftriakson intravena dan Baquinor (Siprofloksasin) tablet.
Gentamisin dan Tobramisin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang mempunyai daya antibiotik yang kuat untuk basil gram negatif.5 Siprofloksasin dan Levofloksasin adalah antibiotik golongan kuinolon dan florokuinolon yang mempunyai daya antibiotik yang kuat untuk kuman baik gram negatif, gram positif, dan kuman atipik.6 Tobramisina dan Siprofloksasin diketahui mempunyai daya antibiotik yang paling kuat untuk melawan kuman.



 



DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta. H. 2009. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar